About

Dipeningki bah ni dorang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pelabuhan bah ni

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Diperikanan bah ni dorang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Cokoliat GGS bah ni

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Di dermaga bah ni

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 29 September 2017

Peperangan Realitas


Ini bukan soal selangkangan
Tapi soal kepekaan
Ini bukan soal dada wanita
Tapi soal realitas didepan mata
Tanah ibu pertiwi
Tak perawan lagi
Sejak lama t'lah menjadi tempat prostitusi
Para elit penguasa negeri
Anak anak yang kau lahirkan
Telah menjadi mamalia berkaki dua tanpa akal
Mereka rela menusuk selakangan mu
Hingga kau menjerit kesakitan dan darahmu berhamburan kemana-kemana
Maafkan kami ibu pertiwi
Dosa kami t'lah terlalu banyak
Meminum air kaki mu saja tidak cukup menghapus dosa kami
Apa lagi hanya dengan UUD yang tak sesuai ekspetasi
Maafkan kami ibu pertiwi
Bangsa ini telah lupa diri
Jiwa dan raga mereka telah menjadi zombi
Yang rela memakan bangkai saudaranya sendiri
MAAFKAN KAMI IBU PERTIWI...
IZINKAN DARAHKU MENJADI PENEBUSAN DOSA MEREKA...
Created by : Mahmud Ghaznawi

Selasa, 28 Juli 2015

Hilang yang Tak Kunjung Datang


Hilang Yang Tak Kunjung Datang

Dikala senja mulai menghilang
Bayangan mu selalu datang
Membuatku menjadi melayang
Bersama bintang-bintang

Tapi aku tersadar
Oleh pukulan malam
Bahwa kau hanya kenangan
Yang kini tak mungkin kugenggam

Kenapa engkau harus pergi ?
Kenapa engkau tak bertahan disini ?
Bersamaku membangun mimpi

Kini setiap langkahku
Selalu kulalui bersama penyesalan dan tangisan
Dimana kah dirimu adinda
Yang merusak kompas arah kita

Selasa, 09 Juni 2015

Bangkit dalam keterpurukan

Bangkit dalam keterpurukan

Terkadang aku menyembunyikan kesedihan dibalik senyuman
Menyimpan kepediahan dibalik candaan
Memelihara kesakitan dibalik kekuatan

Ini lah sandiwara yang kumainkan
Yang tak tau kapan akan berakhir
Dengan naskah kepalsuan
Ku terus bermain dengan indahnya

Banyak yang menerka tentang drama yang kumainkan
Tapi tak ada satupun yang bisa mengungkapkan
Apa yang sebenarnya terjadi ?
Mereka terus mengintervensi
Tapi tetap saja
Kebenaran selalu tersimpan dengan rapi
Tanpa ada satupun yang berserakan

Dan aku terlalu menikmati sandiwara ini
Hingga aku lupa aku harus berdiri
Aku tak bisa terus begini
Menjadi orang lain dalam hidup ini

Aku harus bangkit dan menghentikan drama
Menulis kembali cerita nyata
Tanpa ada kepalsuan lagi
bangkit dan berdiri
melangkah dan berlari
demi kehidupan yang baru ini

Sabtu, 18 April 2015

Lupa Aktivis 98

Kalian lupa
Lupa akan perjuangan mereka
Mereka yang mati
Mereka yang hilang
Mereka yang menderita
Mereka yang kehilangan sanak saudara

Tanpa mereka
Kita takkan bisa menikmati ini semua
Tanpa pemberontakan mereka
Kita takkan bisa menikmati kebebasan
Kalian lupa akan sejarah
Yang kalian nikmati sampai saat ini
Apa itu kebenaran

Apakah sebenarnya "kebenaran" itu ?
Masih terus berkoar di telinga ku
Tanpa pernah kumengerti dan kukenali
Aku terus mencari dan menerka keberadaannya

Apakah sebenarnya "kebenaran" itu ?
Apakah menurut mereka ?
Apakah menurut kita ?
Atau hanya opini masing-masing !

Saling membawa kebenaran masing-masing
Sampai rela bersaing
Hingga korban berjatuhan
Atas nama kebenaran katanya

Dimana kebenaran yang hakiki ?
Putus Asa

Jika ini akhir dari kehidupanku. 
Aku siap untuk pulang. 
Aku sadar sudah banyak dosa yang ku buat. 
Banyak lari dari tanggung jawab. 
Aku hanya pencundang dengan keberuntungan. 
Aku merasa sudah tak pantas lagi untuk hidup. 
Aku sudah putus asa. 
Aku selalu berbicara kepalsuaan didepan mereka dengan naskah yang indah. 
Aku bingung. 
Aku lelah. 
Aku siapa ?. 
Tak tau harus berbuat apa. 
Aku kehilangan arah kehidupan.


Puisi singkat ini kutulis dari kisah nyata yang kualami
Aku berharap ketika ada yang membaca dia harus berbuat terbalik dari puisi ini agar kehidupan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi
Semoga bermanfaat

Minggu, 22 Maret 2015

Kegelisahan Yang Tak Berujung

Masa lalu yang kelam
Kini datang menerkam
Trauma menjadi dalam
Didalam kegelapan

Dimana aku harus bersembunyi ?
Dimana aku harus berlari ?
Dimana...dimana ?

Aku tak sanggup lagi
Untuk menahan pedih ini
Harus kah aku mati ?
Demi damai dihati

Tolonglah aku...
Selamatkan aku...
Tolong lah aku...
Selamatkan aku...
Dari semua ini !!!